December 01, 2012

Lengkapnya Sepi



Lama tidak dengar kabarmu, bagaimana kamu sekarang?
Semoga kamu dijaganya baik, jangan sampai percuma melepas aku.
Jauh dariku bukan berarti tanpa tertawa.
Meski ia tidak selucu aku, janganlah jatuh air matamu.
Meninggalkan aku sendiri disini kan bukan pilihan untuk bersedih seumur hidup.
Semangatlah untuk membuatmu mencintainya!

Memang sesekali aku coba mencinta dengan mencium, mendobrak pintu hati dengan kecupan.
Namun apa mau dikata, malah luka perasaan orang.
Apa cinta yang meledak-ledak menghancurkan hati sendiri?
Sebab, setiap hantaman keras kudengar bagai namamu.
Beberapa menyukaiku aku dengan lembutnya, hanya tak sedalam kamu mengenal aku.

Kamu lebih dari masa lalu. Seperti pahlawan yang tidak mungkin terlupakan perjuangannya hanya karena luka kecil. Jika ada sejuta mulut meneriaki aku brengsek, aku percaya kamu punya suara sendiri. Itulah!

Sesekali aku memang suka berkata bodoh, membencimu karena jauh. Sebab menyakitkan, kamu hadir untuk kuingat, seperti datang untuk berpamit.
Terkadang, ini yang membuat aku berharap cemas, di mana kiranya aku dapat rubuh, sehingga dari atas panggung aku terjatuh, kemudian mendarat di pangkuanmu.
Sekarang, semuanya ingin kumulai sendiri, tiap kepinganku telah menjelma menjadi nyawa dan memberi hidup bagi tiap kota yang melengkapkan sepi setiap orang.





Rhea Elian

No comments:

Post a Comment