December 02, 2012

Bukan Baru Kemarin Sore



Aku telah lama mengenal kamu, bukan baru kemarin sore. Kamu seperti selembar kertas yang aku baca setiap pagi, seperti kursi yang aku duduki setiap siang, dan radio yang aku dengarkan setiap malam. Aku tahu getar suaramu, aku ingat lirik matamu dan aku mengerti arti senyummu. Aku tahu saat kau mengantuk juga bosan. Aku hafal warna kesukaanmu, dan lagu-lagu yang sering kamu dengarkan. Aku kenal sahabatmu, aku juga ingat wajah ibumu, aku pernah menjabat tangan saudaramu, dan aku pernah menyentuh barang kesayanganmu. Aku mengerti bahwa kau tidak suka soda, enggan menunggu lama, dan pantang pulang di larut malam. Aku ingat kau benci dengan asap rokok dan tidak tahan dengann gesekan pada lehermu. Aku tau saat maag-mu kambuh, aku bisa merasakan perih yang perutmu rasakan. Sebegitunya aku mengenal kamu, dan kau juga memahaminya. Maka apalagi yang mau kau tanyakan padaku tentang seberapa perihnya aku yang kamu dustai?

Meninggalkan aku telah menjadi niatmu. Mungkin menyesalinya akan datang di hari lain. Kini, kau bisa selingkuh di belakangku, tetepi, kau tidak bisa melakukannya di atas langit. Karena ada mata di balik sana, dan pula dalam hatiku.



Salam damai senantiasa,

Aku.

No comments:

Post a Comment