Kau meninggalkanku setelah bosan. Setelah jengah. Setelah
kau dapat semua yang kau inginkan. Aku sama sekali tidak menangis karena aku
masih menyayangimu. Aku menangis karena telah mencintaimu. Aku merasa bodoh, bahkan lebih bodoh dari
kucing hutan.
Semua yang tiba-tiba serba tak terduga, kan?
Jadi, jangan salahkan aku jika tiba-tiba kau mendengar aku
telah tiada. Sepeninggalmu, aku akan melukai, menampar, mematahkan tulang,
membanting, atau menusuk diri sendiri. Tidak. Aku tidak sedang berusaha bunuh
diri karena aku tak tahu bagaimana aku bisa tetap hidup tanpamu. Aku hanya
ingin mencari tahu apa yang lebih menyakitkan dari kepergianmu. Meski aku yakin
tidak akan pernah ada. Mencintaimu sama saja dengan berjalan menuju mati
perlahan-lahan.
Apapun alasanmu meninggalkanku, tak akan mampu menembus
logika. Mungkin otakku ikut mati bersama hati. Entahlah, semua terasa
sangat jahat. Aku sudah cukup sabar menelan semua omong kosongmu. Aku sudah
lelah.
Jadi, jangan salahkan aku jika tiba-tiba kau mendengar aku telah tiada.
Aku kan sedang berjalan menuju mati perlahan-lahan.
Toh semua juga karena kamu.
Bersiaplah dihukum Tuhan,
Aku